Terbitnya Matahari dari Barat
Bersama Pemateri :
Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas
Terbitnya Matahari dari Barat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas pada Sabtu, 07 Rabiul Awal 1442 H / 24 Oktober 2020 M.
Ceramah Agama Islam Tentang Terbitnya Matahari dari Barat
Ahlus Sunnah meyakini tentang terbitnya matahari dari barat sebelum hari kiamat tiba. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا ۗ قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ
“Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan Malaikat kepada mereka atau kedatangan Rabb-mu atau sebagian tanda-tanda dari Rabb-mu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabb-mu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu. Katakanlah: ‘Tunggulah, sesungguhnya kami pun menunggu.’” [Al-An’aam: 158]
Tentang ayat ini, dijelaskan di dalam hadits dari Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَإِذَا طَلَعَتْ مِنْ مَغْرِبِهَا آمَنَ النَّاسُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُوْنَ، فَيَوْمَئِذٍ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ
“Tidak akan datang hari kiamat hingga matahari terbit dari barat. Dan apabila orang-orang melihatnya telah terbit dari barat, maka orang-orang yang di bumi beriman semuanya. Yang demikian itu terjadi pada ketika: ‘Tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu.’” [Al-An’aam: 158] (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu)
Kemudian dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ثَلاَثٌ إِذَا خَرَجْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْساً إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ، أَوْ كَسَبَتْ فِيْ إِيْمَانِهَا خَيْرًا: طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ اْلأَرْضِ.
“Ada tiga hal yang apabila sudah keluar, maka tidak bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelumnya atau belum berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu: yaitu terbitnya matahari dari barat, Dajjal, dan binatang bumi.” (HR. Muslim, Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah)
Di dalam hadits yang lain, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
اَ تَنْقَطِعُ الْهِجْرَةُ مَا تُقُبِّلَتِ التَّوْبَةُ، وَلاَ تَزَالُ التَّوْبَةُ مَقْبُولَةٌ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنَ الْمَغْرِبِ
“Tidak terputus hijrah sehingga terputusnya taubat. Dan tidaklah terputus pintu taubat itu sehingga matahari terbit dari barat.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Ad-Darimi dari sahabat Muawiyah)
Jadi kalau matahari sudah terbit dari barat, maka taubat sudah tidak diterima.
Tentang matahari terbit dari barat, disebutkan juga dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi?” Mereka berkata, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui?” Lalu kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Sesungguhnya matahari ini berjalan sampai ke tempatnya di bawah Arsy, kemudian dia tunduk sujud kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia tetap demikian sampai dikatakan kepadanya: ‘Bangkitlah! Kembalilah kamu darimana kamu datang (yaitu dari timur)’.
Maka matahari kembali dan dia terbit dari tempatnya, kemudian dia berjalan lagi sampai ke tempatnya di bawah Arsy, kemudian dia bersujud kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangkitlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’.
Maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian berjalan lagi sedangkan manusia tidak ada yang mengingkari sedikitpun juga dari berjalannya matahari ini sampai matahari ini kembali ke tempatnya di bawah Arsy.
Kemudian Allah berfirman kepada matahari: ‘Bangkitlah dan terbitlah dari barat’, maka matahari mengikuti perintah Allah, terbit dari barat.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Yang demikian terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelumnya dan belum pernah berbuat kebaikan dengan imannya.” (HR. Muslim)
Setelah terbitnya matahari, tidak lama kemudian keluarlah Daabbah, binatang yang berbicara kepada manusia dan binatang ini seperti memberi stempel bahwa ini muslim atau kafir.
Disebutkan dalam riwayat Imam Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah dari sahabat Abdullah bin ‘Amr:
إِنَّ أَوَّلَ الْآيَاتِ خُرُوجًا ، طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا ، وَخُرُوجُ الدَّابَّةِ عَلَى النَّاسِ ضُحًى
“Sesungguhnya yang pertama kali keluar dari tanda-tanda kiamat itu terbitnya matahari dari barat, keluarnya binatang yang besar yang berbicara kepada manusia di waktu dhuha…” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah)
Bagaimana penjelasan tentang urutan tanda-tanda kiamat? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download Mp3 Kajian Tentang Terbitnya Matahari dari Barat
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49285-terbitnya-matahari-dari-barat/